Cara Menggunakan Google Trends untuk Bikin Konten

Dalam dunia digital marketing, data adalah kunci. Salah satu sumber data gratis namun sangat powerful untuk membuat konten yang relevan dan tepat sasaran adalah Google Trends. Dengan memahami cara menggunakan Google Trends untuk konten, kamu bisa mengikuti arus tren terkini, memahami kebutuhan audiens, hingga menyusun kalender konten berdasarkan fakta, bukan tebakan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana menggunakan Google Trends untuk riset konten, ide topik, penjadwalan, dan bahkan strategi SEO yang efektif. Baik kamu seorang blogger, kreator media sosial, pemilik bisnis online, atau marketer — alat ini wajib kamu kuasai.
Apa Itu Google Trends?
Google Trends adalah alat gratis dari Google yang menunjukkan seberapa sering istilah pencarian tertentu dimasukkan ke mesin pencari selama periode waktu tertentu, berdasarkan wilayah geografis, bahasa, dan kategori.
Dengan Google Trends, kamu bisa:
- Menemukan topik yang sedang naik daun
- Membandingkan tren dari berbagai kata kunci
- Melihat musim atau siklus pencarian
- Menyesuaikan konten dengan minat audiens terkini
Kenapa Google Trends Penting untuk Pembuatan Konten?
✅ Kontenmu Selalu Relevan
Google Trends membantumu mengikuti minat pasar secara real time.
✅ Efisiensi dalam Riset Topik
Mengurangi waktu brainstorm karena kamu langsung melihat data nyata.
✅ Membantu Optimasi SEO
Kamu tahu keyword mana yang sedang naik dan bisa digunakan dalam artikel, caption, atau video.
✅ Menyusun Kalender Konten Lebih Akurat
Tren musiman bisa diprediksi, sehingga kamu bisa menyiapkan konten jauh hari.
Ingin tahu kesalahan umum saat bikin konten? Cek juga: 5 Kesalahan Konten yang Bikin Engagement Turun
Langkah-langkah Menggunakan Google Trends untuk Bikin Konten
1. Akses Google Trends
Buka: https://trends.google.com
Pilih wilayah (misal: Indonesia) dan kategori jika diperlukan (misal: Internet & Telekomunikasi).
2. Cari Kata Kunci Utama
Masukkan topik yang ingin kamu eksplorasi.
Contoh:
- "kulit glowing"
- "bisnis online pemula"
- "TikTok trend 2025"
Kamu akan melihat grafik, minat berdasarkan wilayah, dan topik terkait.
3. Bandingkan Beberapa Topik
Gunakan fitur “Compare” untuk membandingkan dua atau lebih keyword.
Contoh:
- "skincare pria" vs "skincare wanita"
- "jualan online" vs "dropship"
Ini membantu kamu menentukan konten mana yang punya potensi lebih besar.
4. Lihat Topik Terkait dan Query Terkait
- Topik terkait = kategori umum yang sedang naik
- Query terkait = frasa atau pertanyaan spesifik yang sering dicari
Gunakan bagian ini untuk:
- Menemukan long-tail keyword
- Menyusun judul konten
- Membuat ide carousel Instagram atau video YouTube
5. Filter Berdasarkan Waktu dan Wilayah
- Gunakan filter “Past 7 days” untuk tren viral mingguan
- “Past 12 months” untuk tren tahunan
- Filter berdasarkan provinsi atau kota untuk konten lokal
6. Cek Musim & Pola Tahunan
Lihat tren berulang, seperti:
- "baju lebaran" (naik tiap Ramadan)
- "resolusi tahun baru" (naik tiap Desember)
- "ide hampers" (naik menjelang akhir tahun)
Kamu bisa rencanakan konten lebih matang dan tepat waktu.
Cara Mengubah Data Google Trends Menjadi Konten
Format 1: Artikel Blog / Caption Edukatif
Gunakan keyword dengan tren naik sebagai:
- Judul artikel
- Headline carousel IG
- Hook reels atau TikTok
Contoh:
- Keyword: "kulit glowing alami"
- Konten: "5 Bahan Dapur untuk Kulit Glowing (Nomor 3 Mengejutkan!)"
Format 2: Video Edukasi atau Reels
- Cek query terkait → jadikan skrip video singkat
- Tambahkan hook: "Kamu sering cari ini di Google? Ini jawabannya."
Format 3: Infografik Musiman
- Gabungkan tren musiman untuk membuat infografik gaya carousel
- Cocok untuk konten Pinterest, LinkedIn, atau blog
Format 4: Thread Twitter / X
- Ambil 3–5 insight dari Google Trends
- Jadikan urutan thread
- Akhiri dengan CTA: "Konten mana yang paling kamu butuhkan minggu ini?"
Contoh Kalender Konten Berbasis Google Trends
Bulan | Topik Tren | Ide Konten |
---|---|---|
Januari | Resolusi tahun baru | “Checklist Digital Marketing 2025” |
Februari | Ide kado valentine | “5 Ide Kado Unik dari UMKM Lokal” |
Maret–Mei | Ramadhan, skincare, hampers | “Tips Skincare Saat Puasa” |
Juli | Tahun ajaran baru | “Tools Wajib Buat Mahasiswa Baru” |
Oktober | Halloween, kostum | “Inspirasi Makeup Halloween Estetik” |
Desember | Liburan, natal, flash sale | “Cara Bikin Konten Liburan Tanpa Overbudget” |
Keyword Turunan / LSI
- tren konten 2025
- cara riset konten
- cari topik viral
- keyword naik daun
- konten SEO organik
- optimasi Google Trends
- ide konten harian
- search intent Google
- analisis data konten
- tren musiman digital
Tools Tambahan Pendukung Google Trends
- AnswerThePublic: Tambahan long-tail keyword dari hasil Google
- Ubersuggest: Keyword planner lengkap + SEO analyzer
- Exploding Topics: Menemukan tren baru sebelum viral
- Google Keyword Planner: Estimasi volume pencarian
- Notion / Trello: Buat dashboard kalender konten berdasarkan tren
FAQ (Pertanyaan Umum)
1. Apakah Google Trends akurat?
Ya. Data berasal dari aktivitas pencarian aktual pengguna Google secara global maupun lokal.
2. Apakah cocok untuk semua jenis konten?
Cocok untuk semua: blog, YouTube, Instagram, TikTok, Twitter, bahkan podcast.
3. Seberapa sering harus cek Google Trends?
Setidaknya seminggu sekali untuk tren harian. Bulanan untuk penyusunan kalender konten jangka panjang.
4. Apa perbedaan Google Trends dan Keyword Planner?
Trends = menunjukkan pola minat waktu ke waktu. Planner = menunjukkan volume pencarian dalam angka.
5. Apakah Google Trends bisa bantu SEO?
Sangat bisa. Dengan konten berbasis tren pencarian, peluang kamu muncul di hasil Google juga meningkat.
Kesimpulan
Google Trends bukan hanya alat bantu riset, tapi bisa menjadi pondasi strategi konten yang lebih relevan, tepat sasaran, dan siap viral. Dengan memahami cara membaca data dan menerjemahkannya ke dalam ide konten yang sesuai, kamu tidak hanya mengikuti tren — kamu bisa menjadi bagian dari tren itu sendiri.