7 Konten Auto Relate yang Disukai Banyak Orang
Di era media sosial sekarang, konten yang viral nggak melulu harus heboh atau nyeleneh. Kadang justru yang paling sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari yang lebih mudah nyantol di hati penonton. Nah, inilah yang disebut dengan konten auto relate—konten yang bikin penonton merasa, "Wah ini gue banget!"
Dalam artikel ini, kita bakal bahas 7 jenis konten relate viral yang bisa kamu tiru atau jadikan inspirasi. Mulai dari keseharian yang absurd, kebiasaan receh yang sering kita lakukan, sampai curhatan yang ternyata dialami banyak orang. Yuk, kita kupas satu-satu!
Kenapa Konten Relate Bisa Viral?
Sebelum masuk ke daftarnya, penting buat tahu dulu kenapa konten jenis ini begitu powerful:
- Membuat penonton merasa tidak sendiri.
- Memicu komentar dan interaksi seperti: “Wah, sama banget!”
- Sangat mudah dibagikan ke teman, keluarga, atau story.
- Bikin orang nonton ulang karena saking ‘ngena’-nya.
Kalau kamu bisa bikin penonton merasa nyambung, kemungkinan besar mereka bakal like, komen, dan share. Itulah yang bikin algoritma makin doyan dorong kontenmu ke FYP.
1. Momen “Pas Banget” di Kehidupan Sehari-Hari
Contohnya:
- Ketika kamu buru-buru tapi malah lupa dompet.
- Ketika kamu baru bangun dan udah disuruh meeting Zoom.
Konten seperti ini bisa dikemas dalam bentuk sketsa pendek, teks slide di Reels, atau bahkan hanya suara dan ekspresi muka. Banyak pengguna yang suka karena menggambarkan keseharian mereka secara jujur dan kocak.
Cek juga artikel 7 Ide Konten Viral Bertema Kehidupan Sehari-hari buat dapat inspirasi tambahan soal konten relatable harian.
2. Perdebatan Receh yang Gak Pernah Ada Jawabannya
Misalnya:
- Nasi dulu atau lauk dulu?
- Mandi dulu atau sarapan dulu?
- Chat duluan atau tunggu dia?
Konten seperti ini biasanya disajikan dalam bentuk polling, carousel, atau video reaksi. Tujuannya jelas: mancing komentar dan perdebatan ringan yang seru.
3. Curhatan Diam-Diam yang Banyak Dialami Orang
Kadang kita mikir cuma kita yang ngerasa begitu, padahal banyak yang juga merasakannya. Contoh:
- “Kadang pengin ngilang sehari, bukan karena apa-apa, cuma capek.”
- “Kalau udah ngumpul rame-rame, aku malah jadi diem.”
Kalimat seperti ini biasanya dikemas dalam format story, tweet to IG, atau narasi di video Reels. Efeknya? Banyak yang komentar “Gue banget…” atau bahkan mention temannya.
4. Perilaku Absurd yang Kita Anggap Normal
Contohnya:
- Baca ulang chat lama biar inget vibes-nya.
- Dengerin lagu galau padahal lagi happy.
- Buka kulkas padahal udah tahu isinya nggak berubah.
Konten ini cocok banget buat kamu yang suka format meme atau voice over. Kamu juga bisa gabung dengan tren audio lucu yang lagi viral.
Baca juga 5 Konten UGC Viral yang Bisa Kamu Tiru untuk cari tahu cara membuat konten relatable yang dibikin langsung oleh audiens.
5. Timeline Kehidupan yang Terbalik dari Ekspektasi
Siapa bilang umur 25 harus udah punya rumah?
- Konten yang menunjukkan realita dibanding ekspektasi biasanya mengundang banyak diskusi sehat.
- Bisa dikemas dalam bentuk chart, sketsa lucu, atau storytime.
Kuncinya di sini adalah jujur, santai, dan tidak menghakimi. Penonton lebih suka narasi yang tulus.
6. Hal Kecil Tapi Mengganggu
Misalnya:
- Gunting kuku terus kukunya nyasar ke lantai.
- Lagi rebahan terus keinget kerjaan.
- Buka WA tapi nggak balas karena takut capek ngobrol.
Konten-konten ini mungkin trivial, tapi justru karena banyak orang pernah mengalaminya, jadi bikin “duh iya juga ya!”.
Kamu bisa padukan dengan sound lucu atau efek ekspresi wajah berlebihan.
7. Konflik Internal Kocak
Misalnya:
- Pingin diet tapi pesan makanan lewat ojol terus.
- Mau tidur awal tapi malah scroll sampai jam 2 pagi.
- Disuruh hemat tapi malah checkout keranjang Shopee.
Jenis konten seperti ini sering viral karena semua orang pasti pernah berada di situasi ‘perang batin’. Kombinasi antara humor dan rasa bersalah ini bikin penonton merasa dekat.
Saatnya Bikin Konten yang Bikin Penonton Bilang “Gue Banget!”
Konten auto relate punya kekuatan yang besar di dunia digital karena langsung nyambung dengan pengalaman pribadi penonton. Kamu gak perlu efek mewah atau alat mahal. Yang penting, ide kontennya kuat dan cara penyampaiannya jujur serta santai.
Coba kombinasikan konten relate dengan tren lain, seperti audio viral, filter lucu, atau gaya caption yang mancing interaksi. Dengan begitu, peluangmu untuk masuk FYP makin besar.
Kalau kamu bingung mulai dari mana, coba deh tengok sekitar kamu. Dari hal kecil di keseharian aja bisa jadi konten yang mengundang tawa, nostalgia, bahkan curhat massal. Selamat bereksperimen!