5 Alasan Kenapa Video Kamu Gak Dapat Engagement

Pernah nggak sih kamu udah bikin video dengan effort maksimal—editing rapi, musik oke, isi kontennya niat banget—tapi ternyata hasilnya? Sepi. Nggak ada yang komen, like pun bisa dihitung jari. Padahal kamu yakin, kontennya layak dilihat lebih banyak orang.

Kalau kamu ngalamin hal ini, tenang. Kamu nggak sendiri. Banyak kreator pemula (bahkan yang udah rutin upload) juga ngalamin hal serupa. Tapi biasanya, ada beberapa penyebab utama kenapa video sepi engagement. Dan kabar baiknya: semuanya bisa diperbaiki.

Yuk kita bongkar 5 alasan paling umum kenapa video kamu mungkin kurang engagement, biar ke depannya kamu bisa optimasi lebih baik.

1. Hook di Awal Kurang Nendang

Di dunia konten, 3 detik pertama itu krusial. Kalau di awal aja udah lemah atau nggak jelas, penonton langsung scroll. Dan kalau mereka nggak stay, engagement nggak akan jalan.

Ciri-ciri hook kamu kurang kuat:

  • Nggak langsung ke inti
  • Nggak ada elemen visual/audio yang memikat
  • Pembukaan terlalu datar atau panjang

Solusinya? Pastikan di awal ada elemen yang bikin orang berhenti scroll. Bisa berupa pertanyaan aneh, ekspresi mencolok, teks tegas, atau janji manfaat. Kalau kamu belum yakin, coba baca juga faktor teknis yang bikin view kecil.

2. Caption Cuma Formalitas

Banyak kreator nulis caption seadanya, padahal ini bisa jadi senjata buat mancing interaksi. Caption itu tempat kamu bisa ajak orang komen, kasih konteks tambahan, atau tambahin info yang nggak sempat kamu ucapkan di video.

Contoh caption yang lemah:

  • "Cek video terbaru gue ya."
  • "Semoga bermanfaat."

Bandingkan dengan:

  • "Pernah ngalamin hal kayak gini juga? Cerita di komen, yuk."
  • "Gue pakai trik ini, dan hasilnya lumayan! Lo mau coba?"

Gunakan kalimat pancingan caption buat nyalain percakapan.

3. Waktu Upload Nggak Strategis

Yes, timing itu penting. Upload di jam-jam ketika followers kamu lagi nggak aktif bisa bikin video bagus jadi tenggelam. Tiap niche dan platform punya waktu ideal masing-masing, tapi kamu juga perlu tes.

Beberapa waktu potensial:

  • Pagi jam 6–8 (scrolling sambil sarapan)
  • Siang jam 11–13 (break makan siang)
  • Malam jam 19–21 (waktu santai)

Pantau performa tiap upload, dan cek insights buat nemu pola terbaik. Kalau kamu belum ngerti kenapa waktu penting banget, coba cek artikel waktu upload yang bisa mempengaruhi hasil.

4. Konten Nggak Bikin Emosi

Engagement datang ketika penonton merasa sesuatu: ketawa, kesel, senyum, sedih, atau kagum. Kalau konten kamu terlalu netral atau datar, penonton mungkin nonton, tapi nggak akan komen atau share.

Tanya dirimu:

  • Ada emosi yang disampaikan nggak?
  • Ada bagian yang bisa dipotensikan buat relatable atau menghibur?
  • Ada cerita, kejutan, atau statement yang berani?

Konten yang bagus bukan cuma informatif, tapi juga emosional. Bikin orang merasa sesuatu, dan mereka bakal tinggal lebih lama.

5. Call to Action Kamu Kurang Jelas

Terakhir, banyak kreator nggak ngajak penonton ngapa-ngapain. Padahal, kadang orang cuma butuh sedikit dorongan buat komen, like, atau share.

Contoh CTA yang powerful:

  • "Komen 'setuju' kalau kamu relate!"
  • "Share ke temen kamu yang pasti pernah ngalamin ini."
  • "Kalau pengen part 2-nya, tulis di bawah ya."

Call to action bukan berarti maksa. Tapi ajakan halus yang membuat penonton merasa mereka bagian dari cerita kontenmu.


Kalau video kamu sepi engagement, bukan berarti kamu gagal. Bisa jadi cuma ada beberapa elemen kecil yang belum optimal. Dengan memperbaiki hook, caption, timing, emosi, dan CTA—kamu udah selangkah lebih dekat ke konten yang lebih hidup.

Ingat, algoritma cuma bagian dari permainan. Sisanya adalah soal seberapa dalam kamu bisa terkoneksi dengan penonton.

Jadi, mulai dari video berikutnya, coba evaluasi: apa yang bisa ditambah, dipoles, atau diubah? Dan siapa tahu... video selanjutnya bakal jadi viral bukan cuma karena views-nya, tapi karena interaksinya membanjir.